Connect with us

Online Bekasi

Asal-usul Nama Bulak Kapal Bekasi

Sejarah

Asal-usul Nama Bulak Kapal Bekasi

Nama Bulak Kapal bagi sebagian warga di Kota Bekasi sudah tak asing. Warga akan menunjuk ke arah Kelurahan Margahayu, Kecamatan Bekasi Timur, atau sekitar 500 meter dari pintu gerbang Jalan Tol Bekasi Barat.

Kawasan Bulak Kapal membentang sepanjang 2 kilometer dari selatan ke utara di sisi kanan Jalan Joyo Martono. Selepas Bekasi Trade Center, terdapat Kompleks Perumahan TNI Angkatan Udara Jaladhapura atau yang dikenal sebagai Kompleks Bulak Kapal.

Menurut warga setempat, Mursito, 60 tahun, penyebutan Bulak Kapal bermula saat wilayah itu dijadikan lapangan terbang pada masa lalu. Itu sebabnya, saat Tempo menelusuri Jaladhapura, nama-nama jalan di kompleks itu berhubungan dengan dunia militer, khususnya Angkatan Udara, seperti Jalan Dakota dan Jalan Rudal.

Mursito menceritakan, sebelum menjadi perumahan TNI, lokasi itu merupakan landasan pesawat ukuran kecil. Hingga kini, landasan itu masih terlihat memanjang dari selatan ke utara. Sebagian lahannya dipenuhi belukar. “Sebagian lagi menjadi kebun karet,” ujarnya.

Nama Bulak Kapal berasal dari kata “bulak” dan “kapal”. Bulak bagi orang Betawi Ora berarti lapangan. Mereka disebut Betawi Ora karena bahasa dan dialeknya merupakan campuran Betawi dengan Jawa. Adapun kapal berarti pesawat. Bulak kapal berarti lapangan pesawat.

Dari cerita beberapa tokoh masyarakat setempat, Bulak Kapal dibangun pada masa pendudukan militer Jepang (1942–1945). Jepang menempatkan Bekasi sebagai pangkalan karena dinilai memiliki posisi sebagai sumber daya logistik, seperti padi, kelapa, sayur-mayur, dan karet.

Berdasarkan peta topografi yang dibuat angkatan bersenjata Amerika Serikat pada 1943, Bulak Kapal berada di sebelah selatan jalan raya utama dan rel kereta api Pantai Utara Pulau Jawa (Pantura).

Seusai perang kemerdekaan, pemerintah Indonesia tak lagi memfungsikan Bulak Kapal sebagai pangkalan udara. Kawasan ini berubah menjadi semak belukar dan dimanfaatkan sebagian warga untuk bercocok tanam. Pada 1973, kawasan bekas lapangan terbang Jepang ini dialihfungsikan menjadi Kompleks Perumahan TNI Angkatan Udara Jaladhapura.

Continue Reading
Baca juga...
Klik untuk komentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

To Top