Connect with us

Online Bekasi

Industri Jamu Gandeng Peneliti Uji Khasiat Tumbuhan

Bisnis

Industri Jamu Gandeng Peneliti Uji Khasiat Tumbuhan

Ketua Gabungan Pengusaha Jamu Indonesia, Dwi Ranny Pertiwi Zarman, mengatakan di Indonesia ada ratusan ribu merk jamu yang diproduksi sekitar 700 perusahaan. Namun, hanya 200 diantaranya yang mampu bersaing di dunia internasional dengan mengekpor produknya. “Mareka adalah perusahaan besar,” kata Ranny kepada Tempo di Bekasi, Selasa, 1 Desember 2015.

Sementara, kata dia, perusahaan-perusahaan kecil kesulitan memasarkan dagangannya di luar negeri. Sebabnya, good manufacturing practice (GMP) tak memenuhi persyaratan dari Badan Pengawas Obat dan Makanan. Adapun, yang sudah bisa ekspor tak selalu bisa masuk negara tertentu karena memang negara tujuan proteksi diri. “Tidak ngin ada produk lain masuk dengan membuat peraturan yang sangat ketat,” kata dia.

Sejauh ini, ujar dia, Departemen Perdagangan, Perindustrian dan Badan Pengembangan Ekspor Nasional turut membantu memasarkan produk jamu semaksimal mungkin. Karena itu, kata dia, pihaknya bertekad menggenjot pasar dalam negeri, caranya dengan bersosialisasi kepada masyarakat agar menggunakan produk karya anak bangsa. “Seperti di Jepang, mereka fanatik sekali dengan produk produksi dalam negerinya sendiri,” kata Ranny.

Ranny menambahkan, tren industri jamu Indonesia terus mengalami peningkatan. Dalam setahun terakhir, kara dia, omset penjualan jamu mencapai Rp 15 triliun. Ia optimis, omset terus mengalami peningkatan setiap tahun. Caranya, pengusaha selalu menjaga kualitas produksinya. Selain itu, pihaknya bekerja sama dengan para peneliti ahli dari berbagai universitas. “Rutin melakukan uji khasiat dari tumbuh-tumbuhan yang belum banyak dikenal masyarakat,” kata dia.

Sehingga kata dia, bisa termanfaatkan dengan baik. Hasilnya, uacap dia, promosi yang gencar lewat edukasi ke masyarakat. Pihaknya juga bermitra dengan pemerintah untuk mensosialisasikannya. Apalagi, tak lama kemudian akan diberlakukannya pasar bebas atau masyarakat ekonomi asean. Karena itu, pihaknya ingin produksi dalam negeri khususnya jamu mampu bersaing. “Bantuan pemerintah dan media-media untuk selalu menuliskan slogan pakailah produk dalam negeri harus maksimal,” kata dia.

Continue Reading
Baca juga...
Klik untuk komentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

To Top