Online Bekasi – Spanduk sejumlah figur yang digadang-gadang maju dalam Pilkada Kota Bekasi, Jawa Barat, mulai bermunculan di awal Ramadan. Ditengarai, spanduk tersebut untuk meningkatkan popularitas menjelang Pilkada serentak.
Berdasarkan pengataman Online Bekasi, spanduk yang sudah bertebaran di sejumlah jalan protokol, dan sudut kota, ialah Ketua DPRD Kota Bekasi, Tumai, Ketua DPC PDIP Anim Imanuddin, anggota DPR RI F-PAN Luky Hakim, Ketua DPC PPP Sholihin, Ketua DPD PKS, Heri Koswara dan lain-lain.
DPC PDI Perjuangan Kota Bekasi sendiri sudah membuka penjaringan bakal calon (balon) kepala daerah dan beberapa tokoh melalui perwakilannya sudah mengambil formulir. Dipastikan Ketua DPC PDIP Anim Imanuddin dan mantan Walikota, Mochtar Mohamad akan mendaftar.
“Tidak banyak tokoh eksternal yang mendaftar mugkin para kandidat sudah tau kalau DPP PDIP akan merekomendasikan calon dari kadernya sendiri seperti yang sudah-sudah,” kata Pemerhati Kebijakan dan Pelayanan Publik Bekasi, Didit Susilo, Senin (29/9).
Dua nama yaitu Mochtar Mohamad dan Anim Imanudin jika benar mendaftar, seperti yang sudah diprediksi banyak kalangan namanya akan keluar untuk diusulkan ke DPD PDIP Jabar dan kemudian ke DPP PDIP memperebutkan rekom Ketum DPP PDIP Megawati Soekarnoputri.
“PDIP satu-satunya parpol yang memiliki tiket bisa maju sendiri tanpa koalisi,” kata dia.
Pasca Rapimda DPD Golkar Kota Bekasi dan ditekennya koalisi Merah-Putih antara PKS (7 kursi) dan Partai Gerindra (6 kursi) konstalasi politik sedikit memanas. PAS Jilid II yang digadang-gadang banyak kalangan bisa kandas ditengah jalan setelah nanti koalasi Merah-Putih menyebutkan calon.
“Meski dalam politik selalu cair, bisa saja nanti koalisi Merah-Putih juga merapat ke petahana Rahmat Effendi karena memang secara riel magnetnya sangat kuat,” ujar Didit.
Analisa itu mendekati riel jika nanti nama Ahmad Syaikhu yang diusulkan DPW PKS Jabar ke DPP PKS tidak mendapatkan usungan format politik maju Pilgub dan tidak dapat rekomendasi. Dalam fatsun PKS biasanya usulan nomor satu yaitu Netty Ahmad Heryawan yang mendapat restu dan rekomendasi.
“Kita lihat selama ini sepertinya Ahmad Syaikhu tidak begitu sreg maju Pilgub dan tidak pernah melakukan sosialisasi politik, beliau sebagai kader partai sangat patuh perintah partai sehingga terlihat banyak diam,” tegasnya.
Saat ini pasca Rapimda DPD Golkar sudah mulai ancang-ancang merangkul parpol tengah seperti Hanura (4 kursi), PPP (4 kursi), PAN (4 kursi), Partai Demokrat (4 kursi) dan PKB (1 kursi) untuk berjaga-jaga dan membentuk koalisi besar.
Menurutnya, jika konstalasi politik seperti itu akan ada ada 3 poros yang bertarung dalam kontestasi Pilkada yaitu Poros Utama yang dipelopori Golkar plus parpol tengah, Poros Merah-Putih yang beranggotakan PKS-Gerindra dan Poros Perjuangan yang digawangi PDIP.
“Jika PAS benar-benar pecah karena situasi politik, kontestasi akan semakin ramai meski dominasi petahana Rahmat Effendi makin populer dan memiliki elektabitas tinggi. Tapi DKI effek menjadi acuan koalisi Merah-Putih untuk pede maju dengan format politiknya,” pungkasnya. (fiz)