Online Bekasi – Mantan Wali Kota Bekasi, Mochtar Muhammad menyatakan siap maju kembali menjadi Calon Wali Kota Bekasi periode 2018-2023. Kepada sejumlah wartawan, termasuk Online Bekasi, mantan terpidana kasus korupsi itu menceritakan proses sampai mendaftar di partainya, PDI Perjuangan. Berikut petikan wawancaranya sebelum libur lebaran 1438 H:
Apa yang mendorong Anda maju menjadi calon Wali Kota Bekasi?
Sebetulnya saya engak mau maju, ngapain saya maju, kalau Gubernur mau. Cuma persoalannya adalah diminta untuk maju. Malu saya kalau maju, sudah pernah jadi wali kota, anggota DPRD Kota Bekasi. Hanya saja, tokoh agama minta, kemudian internal partai, DPC, PAC, Ranting minta.
Kemudian apa lagi?
Personalaan lain hari ini, PDI P saat ini punya 12 kursi bisa mengusung sendiri, tapi belum ada kader yang mampu mengalahkan inkumben, kata orang yang bisa saya. Nah, kita buktikan bener gak kata orang ini.
Anda sudah mendartar, bagaimana kans Anda mendapatkan rekom dari DPP PDI Perjuangan?
Saya itu wali kota terbaik 2009 oleh Bu Mega. Makanya ini akan kita buktikan disurvey bulan Juli, apa bener kata persepsi orang, saya harus maju, hanya saya yang bisa ngalahin wali kota sekarang, ini kan kata orang, belum dibuktikan secara ilmiah, secara independen. Kalau survey bagus, kita maju, minimal dua besar. Saya realistis.
Anda menyebut kata orang Anda paling kuat, bagaimana kader lain?
Dari dua tahun lalu, saya nyuruh kader pasang sosialisasi biar ada regenrasi, ternyata sampai saat ini belum ada yang kuat, kalau misalnya suver internal Pak Anim (Ketua DPC PDI Perjuangan, Kota Bekasi) kuat, kita dukung, banyak kader PDIP lain.
Kalau Pak Anim yang saya tarik ke PDI P kuat, kalau dia lebih tinggi dari saya kita dukung dia, kalau ada orang lain yang juga lebih tinggi dari saya kita dukung.
Jika tidak bisa nyalon dari PDI P bagaimana?
Kata orang lagi, Pak kalau gak diusung PDIP partai kami siap. Saya 20 tahun di partai di Bekasi ketua 3 periode, buat saya gak begitu, mending gak maju kalau gak ada rekom dari partai, jadi semua apa kata partai kita laksanakan, maju siap, gak maju juga siap. ada mekanismenya.
Komunikasi dengan partai lain?
Orang partai sudah ketemu, PKS Sudah, ketua sama sekretaris minta wakil, Golkar sudah datang anggota dewannya, DPP Golkar mau ngasih wakil ke saya.
PAN sudah ketemu Anggota DPR RI, ketemu di sini, dan partai-partai lain, semua partai sudah ketemu, minta wakil, koalisi besar kalau saya yang maju, empat partai menengah gak bawa orang, minta mendukung saya. Ini komunikasi sudah tingkat atas, bukan tingkat Bekasi lagi. Saya lobi kelas ketua umum, minimal sekjen
Spanduk, bahkan pasang iklan, apa itu bukan ambisi Anda maju?
Itu dibikinin orang, ini aja dibawain orang (kue), sarung orang nganterin, iklan dibuatin orang, aku gak mau maju, tapi aku jaga partai jangan ditinggalin orang.
Pernah menyandang status terpidana korupsi, apa menjadi ganjalan?
Enggak. Mereka datang ke saya, katanya masalah itu gak pengaruh, padahal kita belum survey, itu kata orang.
Bukannya sombong di Indonesia ini baru saya yang bebas murni. Secara konstitusi saya bisa, secara hak memilih atau dipilih saya tidak ada masalah oleh pengadilan, secara undang-undang bebas maju, sudah selesai urusan, MK sudah putusankan gak ada larangan buat aku ya, entar orang-orang melintir lagi M2 gak bisa maju.
Saya disebut menerima gratifikasi. Di persidangan ada yang ngasih saya gak, berapa duitnya, dimana? itu kan katanya biar saya masuk pernjara.
Tanggapan PDIP kalah di Jakarta dan di Kabupaten Bekasi?
Jakarta sama Bekasi itu lucu, umat Islam minta saya di Bekasi, surat dari MUI ada, tertulis, bukan main-main apa kata orang, kyai yang minta, di Jakarta umat Islam paling depan menolak. di Bekasi kenapa meminta saya jadi wali kota.
Kalau di Kabupaten Bekasi, saya yang salah baca, karena saya yang mengawal, hasil data survey Jabar, Meli (Meiliana Kartika Kadir) nomor 2, itu yang saya bawa ke Sekjen. Ceritanya, ada lembaga yang mau survey, katanya sudah ada survey. (fiz)