Online Bekasi – Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi, Jawa Barat, mencatat jumlah balita penderita gizi buruk di wilayah setempat mencapai 120 anak sepanjang 2017. Meski begitu, jumlah tersebut menurun dibanding tahun lalu dalam periode yang sama.
Kepala Bidang Kesehatan Masyarakat pada Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi, Supriyadi mengatakan, penderita gizi buruk itu diketahui berdasarkan data di setiap Puskesmas di Kabupaten Bekasi.
“Jumlahnya menurun dibanding tahun 2016 lalu yang mencapai 280 anak,” katanya, Minggu (30//7).
Ia mengaku untuk menanggulangi penderita gizi buruk, pihaknya memaksimalkan program percepatan penurunan penderita gizi. Pihaknya meminta kepada masyarakat aktif memeriksakan kondisi balitanya ke Posyandu.
“Penderita gizi buruk karena masih minimnya pengetahuan orang tua terhadap gizi anak,” katanya.
Penyebab utama, balita menderita gizi buruk karena faktor kemiskinan. Adapun, kantong-kantong penderita gizi buruk banyak warga kurang mampu seperti di Babelan, Pebayuran, Cabangbungin, Setu.
Yang terbaru adalah Haikal Febriyan Saputra, warga Jalan Gradua III RT 02/04, Desa Cijengkol, Kecamatan Setu, Kabupaten Bekasi. Berat badannya hanya delapan kilogram, jauh dari ideal sekitar 21 kilogram, dan kini dirawat di RSUD Kota Bekasi.
Haikal menderita gizi buruk sejak usia empat tahun setelah orang tuanya Nursin dan Asmanah meninggal dunia. Haikal kemudian diasuh oleh neneknya yang seorang pemulung, dengan penghasilan tak lebih dari Rp 15 ribu setiap harinya.
Supriyadi menolak disebut kecolongan karena ada warganya yang menderita gizi buruk parah. Menurut dia, Haikal telah mendapat pengawasan sejak lama oleh petugas. Bahkan Haikal rutin mendapat pemeriksaan kesehatan dari bidan desa.
“Bukan hanya pengecekan saja, setiap bulannya juga diberikan asupan makanan tambahan,” katanya. (fiz)
