Connect with us

Online Bekasi

‘Curhat’ Organisasi Ojek Online Tanggapi Demo Angkot

News

‘Curhat’ Organisasi Ojek Online Tanggapi Demo Angkot

Online Bekasi, Magelang – Paguyuban Driver Go-Jek Kota Magelang bersuara menanggapi tuntutan Forum Komunikasi Awak Angkutan Magelang (Forkam) yang menghendaki ojek online dilarang beroperasi di kota ini.

Kehendak Forkam itu disampaikan ratusan awak angkot saat mendatangi kantor Setda Kota Magelang, Kamis (28/9/2017). Wakil Koordinator Paguyuban Driver Go-Jek Kota Magelang, Dwi Yoko (35), menyatakan sebenarnya tidak perlu ada desakan demikian.

Dia menilai segmentasi antara ojek online dan angkot berbeda sehingga bisa saling berdampingan.

“Sebagai informasi, 80 persen pelanggan Go-Jek di Kota Magelang memanfaatkan jasa Go-Food. Yang Go-Ride cuma 20 persen,” ucap Dwi dikutip dari tribunnews, Jumat (29/9).

Dwi menyanggah tudingan bahwa tarif ojek online jauh lebih murah sehingga dikhawatirkan bisa mematikan angkot. Menurutnya, tarif murah itu hanya didapat saat pemakaian aplikasi untuk pertama kali sebagai bentuk promo.

“Nah, kami maksimalkan jasa ini melalui Go-Jek. Selama beroperasi, kami juga tak pernah melanggar zona merah,” ujar Dwi.

Bahkan tekanan itu sampai menjurus intimidasi verbal dan non-verbal. Tak heran jika hanya 20 orang dari sekitar 900 driver Go-Jek yang beroperasi di wilayah Magelang, baik kota maupun kabupaten, dalam dua hari terakhir. Dwi menjelaskan banyak ojek online yang khawatir terhadap keselamatan diri sendiri.

“Tetap ada yang operasi tapi jumlahnya sedikit. Itu pun tanpa atribut. Kami memang sudah tekankan kepada rekan-rekan agar tertib dan menjaga kondusivitas lingkungan,” jelas dia.

Paguyuban memang sudah meminta anggotanya tak membalas jika menemui intimidasi. Mereka diminta menyerahkan sepenuhnya kepada aparat kepolisian. (fiz)

Klik untuk komentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

To Top