Online Bekasi, Jakarta – CEO Go-Jek Indonesia Nadiem Makarim mengatakan transportasi online mendapat banyak resistensi. Namun sistem transportasi online menciptakan ruang kerja dan pendapatan yang besar.
Nadiem menuturkan kini ada sekitar 1 juta pengemudi transportasi online, baik motor maupun mobil. “Di sisi lain, hanya ada 50 ribu taksi dan 200 ribu mikrolet,” katanya dalam seminar acara Hari Oeang di Kementerian Keuangan, Jakarta, Kamis, 26 Oktober 2017.
Khusus untuk pengemudi ojek online, Nadiem mencatat terjadi peningkatan jumlah di wilayah Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi (Jabodetabek). Pengemudi ojek sebelumnya hanya berkisar 70-10 ribu orang. Namun saat ini tercatat sudah ada 250-300 ribu pengemudi ojek online.
Go-Jek sendiri hingga saat ini telah menafkahi lebih dari 100 ribu restoran dan warung di 50 kota di Indonesia. Perusahaan layanan transportasi itu juga bermitra dengan 500 ribu pengemudi.
Dari sisi pendapatan, kehadiran transportasi online dinilai berperan mengangkat kelas masyarakat. Nadiem menuturkan rata-rata pendapatan sopir Go-Jek per bulan mencapai Rp 4 juta.
“Artinya, mereka yang bekerja full time hingga 12 jam sehari bisa menghasilkan Rp 6-8 juta per bulan,” ujarnya. Dengan pendapatan tersebut, terjadi lompatan status dari kelas bawah ke kelas menengah.
Pekerjaan ini pun termasuk fleksibel, sehingga pekerja formal yang ingin menambah penghasilan bisa memiliki kesempatan. Nadiem menuturkan banyak masyarakat yang sengaja menjadi pengemudi Go-Jek untuk mengejar kebutuhan mendesak, seperti biaya rumah sakit.
“Karena masalah di Indonesia bukan hanya unemployment atau pengangguran, melainkan juga underemployment,” ucapnya. Kategori terakhir merupakan pekerja yang ingin mendapat penghasilan tambahan tapi tidak memiliki kesempatan.
Nadiem mengatakan kehadiran transportasi online juga menghasilkan efisiensi. Dia mencontohkan tarif ojek sebelum ojek online hadir yang cenderung lebih mahal daripada taksi. Penyebab tarif tinggi adalah pengemudi ojek hanya mangkal di satu tempat.
Ketika saat ini tarifnya hanya sepertiga dari tarif sebelumnya, pendapatan pengemudi ojek justru meningkat dua kali lipat. Pasalnya, mereka mampu melayani lebih banyak penumpang tiap harinya. “Ini konsep multiplier effect dari efisiensi,” katanya seperti disiarkan Tempo.co. (fiz)