Online Bekasi.com – Badan Musyawarah Perguruan Swasta, Kota Bekasi, menyatakan bahwa Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) di wilayah setempat mengalami pertumbuhan yang cukup baik. Alhasil, SDIT cukup dominan dalam kategori sekolah swasta tingkat dasar.
“Kalau untuk SMP, SMA/K, pertumbuhan tidak banyak,” kata Kepala BMPS, Kota Bekasi, Ayung Sardu Dauly, Kamis (2/8).
Menurut Ayung, SDIT terus tumbuh karena peminatnya cukup banyak. Sebab, sebagian besar masyarakat ingin menyekolahkan anaknya ke sekolah Islam karena faktor pendidikan agama yang dominan. “Ini kemauan masyarakat sendiri,” ujar Ayung.
Berdasarkan data didapat, misalnya jumlah sekolah dasar swasta di Kecamatan Bekasi Barat mencapai 28 titik, 19 diantaranya adalah sekolah Islam. Di Kecamatan Bekasi Selatan, sekolah dasar swasta mencapai 24, 15 diantaranya merupakan sekolah Islam.
Pemerhati Pendidikan Kota Bekasi, Imam Kobul mengatakan, tren pertumbuhan sekolah swasta berbasis agama Islam sebetulnya sudah terjadi sejak tahun 2000-an. Menurut dia, sekolah tersebut terus tumbuh karena menyesuaikan kebutuhan di masyarakat.
“Orang tua dominan mencari sekolah dasar untuk anaknya yang mengedepankan pendidikan agama,” kata dia.
Karena itu, potensi bisnis sekolah Islam cukup tinggi. Alhasil, SDIT terus bermunculan, sampai mendominasi sekolah swasta tingkat dasar di Kota Bekasi. Hal ini menjadi tantangan bagi Kementerian Agama untuk mengembangkan madrasah.
“Sekarang madrasah kena imbasnya, karena terkena tren sekolah umum keagamaan seperti sekolah Islam Terpadu,” kata dia.
Sejumlah wali murid mengakui memilih menyekolahkan anaknya ke sekolah Islam di tingkat dasar. Alasannya, agar lebih banyak mendapatkan pendidikan agama pada saat menempuh pendidikan tingkat dasar.
“Kalau masuk SMP baru disekolahkan ke sekolah negeri,” kata wali murid di SD Nurul Islam, Rawalumbu, Ngatino.
Ia beralasan, menyekolahkan anak ke sekolah Islam di tingkat dasar karena TPA di masyarakat perkotaan tak seperti di pedesaan. “Kalau di desa, pagi sekolah sore ada tempat mengaji. Di perkotaan jarang ditemukan, makanya sekalian sekolah sambil mengaji,” ujar pria pendatang dari Solo ini. (fiz)