Onlinebekasi.com – Menteri Perhubungan RI Budi Karya Sumadi merespon penolakan pembangunan tol Becakayu yang menggunakan lahan Islamic Centre di Jalan Ahmad Yani, Kota Bekasi.
“Becakayu itu domainnya Pak Menteri PU. Aspirasi ini akan saya sampaikan (ke Kementerian PUPR),” kata Budi Karya di Masjid Agung Al-Barkah, Kota Bekasi, Jumat (1/3).
Sejatinya pembangunan infrastuktur jalan, kata Budi Karya untuk memudahkan akses masyarakat. Soalnya, sebuah konektisitas menjadi sebuah keharusan atau kebutuhan saat ini.
“Koneksitas yang memudahkan masyarakat itu yang jadi concern kami,” ujar Budi Karya.
Tapi, dengan adanya penolakan karena menggunakan lahan di kawasan Islamic Centre, menurut dia, hal itu harus didalami terlebih dahulu. Supaya pembangunan demi kepentingan masyarakat tak mengorbankan kepentingan masyarakat lain.
“Kalau ada Islamic Centre kegeser itu enggak bener, kita harus cari jalan keluar,” ujar dia.
Pengurus Islamic Centre Kota Bekasi menolak pembangunan Tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (Becakayu) jika menggunakan lahan kawasan Islamic yang ada di Jalan Ahmad Yani, Kecamatan Bekasi Selatan tersebut.
“Kami mendapatkan informasi adanya pembangunan tol Becakayu melintasi lahan Islamic Centre,” kata Ketua Pengurus Yayasan Nurul Islam, Paray Said dalam jumpa pers di Islamic Centre, Kamis (28/2).
Informasi awal itu, kata dia, berupa adanya tiga pekerja yang mengaku dari PT. Waskita Karya (Persero) Tbk, perusahaan yang menggarap Tol Becakayu melalui anak usahanya PT Kresna Kusuma Dyandra Marga (KKDM) mengecek kontur tanah di dalam kawasan Islamic Centre pada Kamis pekan lalu.
Menurut dia, pekerja itu hendak mengecek kontur tanah di dalam kawasan Islamic Centre. Tapi, pengurus yang mengetahui tak mengizinkan. Sehingga, hanya diberi tanda silang menggunakan cat warna putih.
“Ada tiga titik yang diberi tanda, kemudian mereka mengebor tanah di luar pagar Islamic Centre,” ujar dia. (fiz)