Onlinebekasi.com, Jakarta – Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat nilai ekspor pertanian pada periode Agustus 2020 mencapai kurang lebih 1,04 persen (Y on Y). Angka ini termasuk angka yang mulus karena nilai ekspor sektor lainya mengalami penurunan yang cukup signifikan.
Kepala BPS, Kecuk Suhariyanto menjelaskan, penurunan tersebut terjadi pada sektor migas yeng mengalami minus sebesar 27, 45 persen, Imdustri pengolahan 4,52 persen dan sektor pertambangan minus sebesar 24,78 persen.
“Yang jelas ekspor nonmigas menyumbang 95,32 persen dari total ekspor periode Agustus 2020,” ujar Suhariyanto, Selasa, 15 September 2020.
Secara kumulatif, Ekspor nonmigas Agustus 2020 terbesar adalah ke negara tujuan Tiongkok, yakni sebesar US$2,46 miliar. Kemudian disusul Amerika Serikat US$1,62 miliar dan Jepang US$0,98 miliar. Ketiganya menyumbang kontribusi sebesar 40,68 persen. Sementara ekspor ke Uni Eropa (27 negara) sebesar US$1,02 miliar.
Menurut Suhariyanto, stabilnya nilai ekspor nonmigas memiliki dampak bagus pada peningkatan upah buruh tani. Tercatat, upah nominal buruh tani pada Agustus 2020 mencapai 0,12 persen. Sedangkan upah rill di periode yang sama mengalami kenaikan 0,40 persen.
“Kenaikan juga terjadi pada upah buruh bangunan sebesar 0,8 persen dan upah rill 0, 13 persen,” katanya.
Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementan, Kuntoro Boga Andri menegaskan bahwa sektor pertanian Indonesia terus melakukan produksi, meski situasi global masih dalam keadaan pandemi. Kata Kuntoro, sektor pertanian tidak boleh berhenti karena bisa jari penyumbang bangkitnya ekonomi secara nasional.
“Di tengan wabah Covid-19 ini, pertumbuhan sektor pertanian hingga saat ini masih positif dan bisa menjadi penggerak ekonomi nasional,” tutupnya. (fiz)
