Connect with us

Online Bekasi

Kementan Kembangkan Budidaya Benih Bawang Dengan Teknologi TSS

Bisnis

Kementan Kembangkan Budidaya Benih Bawang Dengan Teknologi TSS

ilustrasi bawang

Jakarta – Kementerian Pertanian (Kementan) melalui Badan Penelitian dan Pengembangan Pertanian (Balitbangtan) menginisiasi budidaya pengadaan benih bawang dengan menggunakan teknologi true shallot seeds (TSS). Teknologi tersebut dinilai dapat menjadi alternatif yang sangat potensial untuk memecahkan masalah perbenihan bawang.

Peneliti BPTP Jawa Timur (Jatim) Paulina Evy mengatakan bahwa penggunaan TSS lebih efisien karena ukurannya hanya sekitar 0,05 gram, sehingga kebutuhan benih untuk satu hektare kurang lebih hanya 3-7 kilogram. Hal ini akan memudahkan pengangkutan dari satu kota ke kota lain.

“Penyediaan benihnya juga bisa dilakukan secara massal karena nisbah perbanyakan benih tinggi, dari 1 umbi menghasilkan 200-300 biji. Selain itu, masa simpan TSS terbilang lama, lebih dari satu tahun,” ujar Evy, Jumat, 16 Oktober 2020.

Lebih lanjut menurut Evy, benih TSS dinilai lebih unggul ketimbang benih umbi tradisional. Terlebih sejauh ini masih banyak petani yang lebih senang menggunakan umbi sebagai bahan tanam atau sumber benih karena dianggap lebih mudah dan cepat.

“Padahal dengan metode TSS walaupun waktunya lebih lama atau kurang lebih tiga pekan dari metode umbi, produksinya cukup tinggi sehingga pasti lebih efisien dan menguntungkan,” katanya.

Sebelumnya Kepala Balitbangtan, Fadjry Djufry mengaku akan melakukan sosialisasi metode ini dengan melakukan demplot-demplot percontohan kepada para petani.

“Kita akan mencoba mensosialisasikan ini karena eknik produksi TSS dapat menekan biaya distribusi dan masa simpan benih bawang bisa lebih lama,” katanya.

Dalam pengembangan benih, Fadjry menilai pihaknya akan fokus melakukan di daerah dataran tinggi dan akan menjadikan daerah tersebut menjadi sumber benih TSS.

“Dataran tinggi suhu 16-18 derajat celcius merupakan lokasi yang sesuai untuk meningkatkan pembungaan bawang merah,” pungkasnya. (fiz)

Klik untuk komentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

To Top