BEKASI – Polemik simpang siurnya kebijakan Layanan Kesehatan Masyarakat Berbasis NIK turut di soroti Anggota DPRD Kota Bekasi yang juga ketua DPC PPP Kota Bekasi Sholihin. Berbedanya kebijakan yang diambil antara Plt. Wali Kota Bekasi Tri Adhianto dengan release yang dikeluarkan Dinas Kesehatan membuat sebagian besar masyarakat miss informasi.
Pria yang karib disapa Gus Shol menuturkan bahwa surat keputusan yang ditelorkan Plt Wali Kota berbeda dengan isi rilis dari Dinas Kesehatan. Dimana dalam keputusan Plt Wali Kota disebut ada pemutusan program LKM NIK sementara dalam rilis dinyatakan bahwa LKM NIK tidak dihapus melainkan difokuskan pada pelayanan rumah sakit pemerintah.
“Ada informasi yang membuat masyarakat binggung, maka saya telepon Kepala Dinas Kesehatan, dan Kadinkes bilang kalau LKM NIK ini tidak distop,”ucap Gus Shol.
Hal ini kata dia menjadi simpang siur berbeda dengan Surat Plt awal, dan kita kroscek ke Bu Tanti (Kadinkes) Tidak ada penyetopan LKM NIK tapi pengaturannya fokus pada rumah sakit pemerintah.
Pihaknya menjelaskan jika surat dari Plt Wali Kota ambigu dengan dengan jawaban Dinas Kesehatan. Menurutnya dalam pemerintahan saat ini komandonya ada di Plt, seharusnya sebelum mengambil kebijakan harus mencermati, mengkaji dan dirapatkan terlebih dahulu sebelum sampai ke masyarakat.
Gus Shol yang ikut dalam proses pengganggaran APBD 2022 menegaskan bahwa untuk LKM NIK sudah dianggarkan Rp. 60 Milyar. Sebelumnya lanjut dia Pemkot Bekasi mengajukan anggaran Rp. 90 Milyar.
“Kebijakan yang sudah ditelurkan sebelumnya jalanin saja, jangan ambil kebijakan baru,”pintanya.
“Artinya yang sudah ada jalanin saja dulu. Pepen-Tri kan ini satu paket, jadi janganlah ada kebijakan baru yang ujungnya bersifat kontroversi dan berdampak terhadap layanan kesehatan masyarakat Kota Bekasi,”bebernya.
Dirinya pun tegas dan keras mengatakan bahwa Tri harus sabar jika memang sudah ingin menjadi Wali Kota Bekasi.
“Kalau berambisi ya nanti tahun 2024, kalau jadi Wali Kota Bekasi. Saya mengkritisi ini untuk konstruktif, jangan sampai blunder – blunder itu,” tambahnya. (Muh)
