BEKASI – Pelaksanaan PPDB Online 2022 tingkat SMA di Jawa Barat sejauh ini berjalan kondusif dan lancar. Salah satu sekolah yang melaksanakan PPDB online adalah SMAN 14 Kota Bekasi.
Sekolah yang berada di Utara Kota Bekasi ini tiap tahunya menjadi salah satu sekolah dengan peminat (siswa baru) dengan jumlah pendaftar mencapai ribuan.
Tak pelak, sekolah pengerak ini harus bisa memberikan pemahaman kepada orang tua calon siswa agar mereka harus mengetahui kondisi sekolah yang hanya bisa menampung 420 siswa setiap tahunnya.
“Kami mohon pengertiannya kepada masyarakat luas bahwa kapasistas kami di SMAN 14 Kota Bekasi hanya menampung 12 rombel dengan setiap rombel berjumlah 35 siswa,”ucap Kepala Sekolah SMAN 14 Kota Bekasi Dedi Suryadi.
Dengan jumlah daya tampung tersebut, lanjut Dedi SMAN 14 yang merupakan sekolah pengerak berharap agar siswa SMAN 14 saat belajar akan maksimal dan optimal menyerap penyampaian dari tenaga pendidik.
“Hal ini (rombel) juga sesuai dengan Permendikbud tahun 2021 bahwa jumlah maksimal setiap rombel 36, namun kami ingin siswa belajar di dalam ruang sekolah tidak terlalu padat,”jelasnya lagi.
Untuk proses PPDB Online tahap satu ini yaitu untuk jalur prestasi, afirmasi dan perpindahan orang tua. Untuk kuota prestasi kata Dedi daya tampung sebesar 25 persen dari total 420 siswa.
Sedangkan untuk afirmasi yaitu 20 persen, terakhir untuk jalur perpindahan orang tua kata dia sebesar 5 persen.
“Adapun untuk zonasi kuotanya 50 persen, yaitu 210 siswa dari total 420 siswa. Jalur zonasi nanti di tahap kedua,”kata Dedi.
Dedi yang juga menjabat sebagai Ketua Musyawarah Kerja Kepala Sekolah (MKKS) Kota Bekasi berpesan kepada semua orang tua calon siswa agar tidak memaksakan anaknya bersekolah di sekolah Negeri.
Jadi dengan rata-rata pendaftar siswa baru di SMAN 14 Kota Bekasi di berkisar diangka ribuan, dirinya meminta agar siswa yang belum di terima di sekolah agar bisa tetap di sekolahkan di sekolah swasta.
“Jadi seandainya (calon siswa) belum bisa lolos kesini, ya bisa mencari sekolah lain. Atau pilihan keduanya dan jangan lupa sekarang tidak ada dikotomi (perbedaan) antara sekolah negeri dan swasta,”pungkas Dedi. (muh)