Onlinebekasi.com – Pernah lihat tukang bubur naik sepeda motor melaju dengan kecepatan tinggi? Tukang bubur ini rata-rata tinggal di Tambun Selatan hingga Tambelang maupun Cibitung. Beberapa di antaranya dari Kampung Buwek maupun Kampung Pulo, Desa Sumberjaya.
Ada lebih dari 50 pedagang bubur ayam yang menggunakan sepeda motor sebagai alat berdagangnya. Jangkaunnya, sejumlah perumahan elit penjuru Jakarta.
Sebelum bergerak menuju Jakarta, mereka biasanya kumpul di depan pom bensin depan kantor Kecamatan Tambun Selatan. “Biasa sebelum ke Jakarta, beres-beres dan ikat yang perlu dikencangkan,” ujar Mamat, 45, lelaki yang mengaku sudah 10 tahun menjadi pedagang bubur dengan sepeda motor.
Mamat dan lima temannya ini pedagang bubur ayam yang biasa berjualan di Kelapa Gading, Jakarta Utara. Langgannya cukup banyak, sehari bisa menjual hingga 120 porsi.
Mamat, sendiri mengaku berdagang di Perumahan Kelapa Gading karena memenuhi langganan, “Kasihan mereka yang sudah kenal rasa bubur saya,” katanya bapak tiga anak ini.
Menu bubur Mamat dan semua rekannya sama, yaitu bubur nasi, ayam suwir, tongcai, irisan cakwe, irisan daun seledri, sambal dan kerupuk. Sambelnya campuran cabai dan kacang tanah.
Mamat mengaku, sekitar pukul 02:00 sudah memasak bubur dan meracik bumbu. Dia dibantu istrinya dan dua jam kemudian baru berangkat. Untuk belanja, para pedagang ini melakukannya setelah berdagang dan selalu menyambangi Pasar Tradisional Mangunjaya, Tambun Selatan.
Mulai membeli separuh ayam broiler, beras, bawang dan bumbu-bumbu.
Bicara penghasilan, Mamat mengaku cukup. Memilih tinggal di Tambun meski berdagang di Jakarta Utara karena biaya hidup lebih murah di Bekasi.
Reporter: Saban Jr
Editor: Adi T