OnlineBekasi.com — Polri menanggung kerugian hingga Rp 200 juta setelah sejumlah fasilitasnya di Kota Bekasi dirusak oleh sekelompok Orang Tidak Dikenal (OTK).
Wakapolres Metro Bekasi Kota, AKBP Bayu Pratama Gubunagi, menyebut angka tersebut masih berupa estimasi dari kerusakan yang terjadi di Pos Polisi (Pospol) Jatiwaringin, Pasar Rebo Jatiasih, dan Kranji.
“Jadi ada sejumlah titik fasilitas polri yang dirusak, yaitu pospol Jatiwaringin, pospol Pasar Rebo Jatiasih, Kranji. Kerugian mencapai Rp 150 sampai Rp 200 juta. Ini masih terus kami update,” ujar Bayu saat dikonfirmasi, Senin (8/9/2025).
Bayu menambahkan, nilai kerugian tersebut bisa saja bertambah karena pihak kepolisian masih melakukan pendataan serta menunggu laporan dari lapangan.
“Mungkin ada juga fasilitas lainnya yang rusak tapi sekarang belom ada laporan,” jelasnya.
Diketahui sebelumnya, kericuhan sempat terjadi di sejumlah titik di Kota Bekasi, antara lain di kawasan Pondok Gede dan Bekasi Utara pada Minggu (31/8/2025).
Bayu mengatakan bentrokan itu pertama terjadi kurang lebih pukul 17.30 WIB. Saat itu, massa menyerang petugas kepolisian yang berjaga.
“Kurang lebih 80 hingga 100 orang menyerang Polres Metro Bekasi Kota dengan melemparkan petasan dan bom molotov. Selanjutnya dilakukan penghalauan dan pembubaran,” kata Bayu kepada wartawan dikutip Selasa.
Setelah beberapa jam atau tepatnya pukul 21.00 WIB, bentrokan kedua pecah.
Konsentrasi massa berpindah dari yang mulanya dari arah Kranji, berpindah ke Summarecon Bekasi.
Polisi selanjutnya beberapa kali melepaskan tembakan gas air mata untuk membubarkan massa.
“Kami lakukan pembubaran serta pendorongan terhadap kelompok tersebut hingga ke arah Summarecon,” kata Bayu.
Setelah intensitas bentrok di Summarecon Bekasi mereda, situasi kemudian kondusif.
Namun, pada pukul 01.50 WIB, polisi dan massa kembali bentrok.Di momen tiga kali bentrokan itu, polisi menangkap total 48 orang.
