Connect with us

Online Bekasi

Psikolog: Gangguan Mental di Tempat Kerja Sering Diabaikan, Dampaknya Bisa Fatal

Kesehatan

Psikolog: Gangguan Mental di Tempat Kerja Sering Diabaikan, Dampaknya Bisa Fatal

Kesehatan mental di tempat kerja masih sering diabaikan, meski dampaknya besar bagi produktivitas karyawan dan stabilitas organisasi. Lingkungan kerja yang penuh tekanan bisa memicu berbagai gangguan mental seperti stres kronis, kecemasan, depresi, hingga burnout.

Psikolog Eka Hospital Bekasi, Annisa Axelta, menjelaskan bahwa gangguan kesehatan mental di tempat kerja tidak selalu disadari sejak awal.

“Banyak orang menganggap dirinya hanya kelelahan biasa. Padahal, kalau dibiarkan, bisa berkembang menjadi burnout atau depresi,” kata Annisa saat ditemui di Bekasi, Selasa (30/7/2025).

Menurutnya, pemicu utama datang dari beban kerja yang berlebihan, kurangnya dukungan sosial, dan pola komunikasi yang tidak terbuka.

Ia menambahkan, gejala awal biasanya terlihat dari perubahan fisik maupun emosional, seperti sulit tidur, mudah marah, atau kehilangan motivasi.

Stres kerja dan gangguan kecemasan sering kali muncul akibat target yang tidak realistis atau tekanan dari atasan.

Depresi bisa berkembang dalam lingkungan kerja yang toksik, sementara burnout terjadi akibat stres yang dibiarkan berlarut-larut tanpa penanganan.

Dampaknya tak hanya dirasakan individu, tetapi juga perusahaan. Karyawan yang mengalami gangguan mental cenderung kurang produktif, sering izin sakit, dan kesulitan menjalin relasi dengan rekan kerja.

Bagi perusahaan, kondisi ini bisa memicu kerugian secara operasional maupun finansial.

Annisa menegaskan pentingnya langkah preventif dari dua arah: individu dan organisasi. Dari sisi karyawan, penting untuk mengenali batas kemampuan, menjaga pola hidup sehat, dan tidak ragu mencari bantuan profesional.

“Banyak yang menunda konsultasi karena takut dianggap lemah. Padahal, itu justru langkah yang sehat,” ujar dia.

Sementara dari sisi perusahaan, perlu ada kebijakan yang mendukung kesehatan mental, seperti fleksibilitas kerja, pelatihan manajemen stres, hingga akses konsultasi psikologi. “Perusahaan harus mulai melihat kesehatan mental sebagai investasi, bukan beban,” tegas Annisa.

Ia juga menyarankan agar karyawan lebih terbuka dengan HRD atau atasan jika mulai merasa kewalahan. Komunikasi yang terbuka bisa mencegah masalah mental berkembang lebih jauh.

“Kalau fisik bisa sakit karena terlalu lelah, mental juga bisa. Jangan tunggu hancur dulu baru mencari bantuan,” pungkas Annisa.

Klik untuk komentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

To Top