Online Bekasi – Pemerintah Kota Bekasi, Jawa Barat, akan memanfaatkan sisa lahan seluas 475 hektar untuk lahan persawahan. Pemerintah menggelontorkan anggaran Rp 3,2 miliar untuk mendidik petani supaya produksi pertanian meningkat.
“Banyak lahan yang sudah beralih menjadi permukiman penduduk,” kata Kepala Dinas Pertanian dan Perikanan, Kota Bekasi, Momon Sulaiman, Rabu (1/2).
Menurut Momon, sisa lahan yang baru dipetakan itu tersebar di 12 kecamatan yang ada di Kota Bekasi. Namun, mayoritas berada di daerah selatan seperti Mustikajaya dan Bantargebang.
Pemetaan kata dia, menyusul adanya Susunan Organisasi Tata Kerja (SOTK) baru sesuai Peraturan Pemerintah Nomor 18 Tahun 2016. Sebelumnya di Kota Bekasi tidak ada dinas pertanian.
Karena itu, untuk memaksimalkan hasil pertanian di lahan yang kian menyusut, pihaknya menggandeng para petani dan para pengembang. Mereka diajak untuk meneken nota kesepahaman (MoU) untuk pengelolaan lahan tersebut.
Dalam MoU itu, pemerintah daerah meminta tanah kosong yang dimiliki pengembang untuk dimanfaatkan sebagai lahan persawahan.
“Itu instruksi Kementerian Pertanian, meskipun lahannya kecil, setidaknya bisa swasembada pangan,” ujar Momon.
Hal ini seperti yang dilakukan sejumlah petani di Medansatria. Beberapa waktu lalu, warga bersama dengan unsur musyawarah pimpinan kecamatan panen raya padi sebanyak dua ton.
Momon mengaku menyiapkan anggaran sebesar Rp 2,3 miliar untuk membina petani di wilayah setempat. Pembinaan berkaitan dengan pengembangan cocok tanam. Tidak hanya itu, pihaknya juga menggiatkan konsep penanaman hidroponik.
“Konsep ini sudah terlaksana di daerah Durenjaya dan Jatiasih,” kata dia.
Konsep itu, kata dia, dapat membantu memenuhi kebutuhan sayur-mayur, meski skala yang dihasilnya untuk kebutuhan pelakunya sendiri, dan penduduk setempat. (adv)
