Onlinebekasi.com – Kementerian Pertanian (Kementan) terus mempersiapkan kebijakan strategis menjelang masa transisi new normal. Persiapan dilakukan mengingat sektor pertanian merupakan sektor yang paling penting karena berkaitan langsung dengan kehidupan.
Menteri Pertanian (Mentan) Syahrul Yasin Limpo dalam webminar strategi ketahanan pangan new normal, mengatakan bahwa pandemi Covid 19 berdampak besar pada dinamika baru, seperti gangguan suplai pangan, penurunan permintaan produk pertanian, ancaman krisis pangan dan restriksi ekspor pangan global.
“Karenanya kebijakan-kebijakan baru harus kita tata dengan cepat, agar bisa mendorong kebijakan sebelumnya. Terpenting sekarang adalah harus ada solusi dari semua persoalan ini,” kata Mentan, Selasa, 9 Juni 2020.
Syahrul mejelaskan, kebijakan itu antara lain ialah meningkatkan produktivitas bahan pokok, memperlancar distribusi pangan, mempermudah akses transportasi, menjaga stabilitas harga, dan mengembangkan buffer stock, serta intervensi pasar (operasi pasar).
“Dengan kebijakan-kebijakan tersebut, maka kedepan diharapkan mampu meningkatkan Nilai Tukar Petani (NTP) sesuai target yang kami ingin capai,” katanya.
Selain itu, kata Syahrul, Kementan juga berupaya melakukan peningkatan ketersediaan pangan di masa transisi new normal. Upaya itu misalnya dengan memperkuat Cara Bertindak (CB) sesuai tujuan.
CB 1 meliputi peningkatan kapasitas produksi dengan percepatan tanam di MT II seluas 5,5 juta ha, serta pengembangan lahan rawa di Kalimantan Tengah seluas 164,598 ha. Kemudian perluasan areal Tanam Baru (PATB) dan peningkatan produksi.
Kemudian di CB 2, melakukan pengembangan diversifikasi pangan lokal dengan memanfaatkan pangan lokal secara masif dan memanfaatkan pekarangan lestari (P2L) untuk 3.876 kelompok.
“Untuk CB 3, kami akan melakukan penguatan cadangan dan sistem logistik pangan. Kemudian CB 4, melakukan pengembangan pertanian modern,” terangnya.
Syahrul berharap, kebijakan-kebijakan tersebut mendapat pengawasan dan dukungan pembiayaan yang cukup dari pemerintah. Dukungan penting didapatkan mengingat saat ini anggaran Kementan mendapat pengurangan.
Sebagai informasi, webminar tersebut diikuti oleh 2000 lebih peserta yang mengikuti secara virtual. Webminar ini juga dihadiri oleh Ketua Komisi IV DPR RI Sudin, dan Rektor Institut Pertanian Bogor (IPB) Arif Satria. (fiz)
