Puluhan emak-emak di Desa Kedung Pengawas, Kecamatan Babelan, Kabupaten Bekasi, mendatangi kantor desa untuk mengadukan kesulitan mereka dalam membayar angsuran pinjaman dari rentenir yang dikenal dengan sebutan “Bank Emok.” Kondisi ekonomi yang semakin sulit membuat mereka terpaksa meminta solusi dari pihak desa.
Sejumlah nasabah mengungkapkan keinginan agar pinjaman mereka dihapuskan dan kegiatan usaha pinjaman tersebut ditutup. Mereka mengaku tidak sanggup lagi membayar cicilan karena pendapatan keluarga yang menurun drastis.
“Kami benar-benar sudah tidak sanggup lagi. Pendapatan keluarga kami menurun drastis. Kalau bisa, tolong angsuran ini ditutup,” ujar salah satu warga yang menjadi perwakilan dalam audiensi tersebut.
Menanggapi keluhan warganya, Kepala Desa Kedung Pengawas, Nasrudin, menyatakan bahwa pihaknya akan berupaya mencari solusi terbaik. Salah satu upaya yang akan dilakukan adalah memediasi antara nasabah dan pihak pemberi pinjaman untuk meringankan beban warga, seperti membayar cicilan tanpa dikenakan bunga.
“Kami akan mencoba memediasi dengan pihak pemberi pinjaman untuk mencari jalan tengah,” kata Nasrudin kepada awak media.
Pemerintah desa berharap agar langkah mediasi ini dapat membantu menyelesaikan masalah dan memberikan keringanan bagi warga yang kesulitan. Di sisi lain, masyarakat juga diminta untuk lebih berhati-hati dalam mengambil pinjaman agar tidak terjebak dalam jeratan utang yang semakin berat.
Kasus seperti ini menunjukkan perlunya perhatian lebih terhadap masalah ekonomi masyarakat kecil, terutama dalam menghadapi tekanan dari layanan pinjaman berbunga tinggi seperti “Bank Emok.”
