Online Bekasi, Bekasi Selatan – Sebanyak 20 perusahaan di Kota Bekasi, Jawa Barat, terpaksa memutus hubungan kerja ribuan buruhnya lantaran efisiensi anggaran operasional. “Biaya hubungan industrial di Bekasi cukup tinggi,” kata Ketua Asosiasi Pengusaha Indonesia, Kota Bekasi, Purnomo Narmiadi, Rabu, 2 Oktober 2016.
Menurut dia, 10 perusahaan memutus hubungan kerja karena pindah ke daerah lain yang dianggap menguntungkan, sedangkan 10 lainnya terpaksa mengurangi buruhnya dan beralih ke teknologi. “Ini sudah kami prediksi tiga, empat tahun lalu,” kata Purnomo.
Menurut Purnomo, sejumlah biaya hubungan industrial yang tinggi diantaranya, biaya perizinan, transportasi akibat kemacetan menuju Pelabuhan Tanjung Priok, instalasi gas, listrik, serta infrastuktur pendukung lainnya, serta mahalnya upah buruh yang mencapai Rp 3,3 juta. “Biaya mahal, otomatis mengurangi pendapatan, bisa-bisa merugi,” kata Purnomo.
Menurut dia, sejumlah perusahaan yang memutus hubungan kerja karyawannya itu bergerak di bidang makanan, garment, dan logam. Setiap perusahaan bisa memberhentikan sekitar 100 hingga ribuan karyawannya karena mahalnya ongkos produksi.
Karena itu, salah satu solusi bagi pengusaha ialah merelokasi perusahaannya ke daerah yang lebih kondusif. Misalnya di sejumlah daerah di Jawa Tengah. Adapun, bagi pengusaha yang tetap bertahan di Kota Bekasi, lamban laun mengurangi jumlah buruh dengan menggantinya menggunakan mesin otomatis. “Kalau mesin lebih efektif dan efisien,” ujar dia.
Ketua Dewan Perwakilan Rakyat Daerah, Kota Bekasi, Tumai mengatakan, mayoritas perusahaan pindah ke sejumlah daerah di Jawa Tengah. Alasannya, kata dia, di daerah tersebut biaya produksi cukup murah dibanding di Bekasi. “Perbandingannya cukup jauh,” kata dia.
Ia mencontohkan, dalam satu perusahaan di Kota Bekasi yang terdapat 2.000 karyawan, dibutuhkan dana untuk gaji sebesar Rp 6 miliar lebih. Sementara apabila dibandingkan dengan upah di daerah di Jawa Tengah, hanya dibutuhkan separuhnya. “Artinya dalam setahun selisih uang gaji bisa membangun satu pabrik di Jawa Tengah,” kata Tumai.
Tumai mengatakan, jumlah pekerja dari tiap perusahaan itu beragam dari 2.000 pekerja hingga 7.000 pekerja. Adapun perusahaan tersebut bergerak di bidang manufaktur dan garmen yang tersebar di wilayah Kota Bekasi, seperti di wilayah Bantargebang, Medansatria dan Bekasi Utara. (fiz)
