Online Bekasi – Kendati kondisi keuangan sekolah tengah dalam kondisi kurang baik namun, hal itu tidak berlaku bagi SMKN 11 Bekasi. Pasalnya, walaupun para tenaga pendidik dan kependidikan disekolah belum menerima honor sejak tiga bulan ini namun, pihak sekolah tetap memprioritaskan untuk membayar jasa keamanan sekolah yang direkrut dari sebuah Yayasan.
“Ya memang guru disini honornya belum dibayar, mulai bulan Februari, Maret dan April. Tapi, kalau saya keamanan dari Yayasan,” ungkap Immanuel ketika ditemui wartawan, Selasa (25/4) siang.
Dijelaskan Immanuel bahwa, kondisi keuangan yang tidak stabil saat ini lantaran kewenangan SMA dan SMK dialihkan kepada Pemerintah Provinsi Jawa Barata, sejak awal tahun 2017,” jelasnya.
Immanuel yang juga berprofesi sebagai anggota LSM Topan RI, mengaku jika usai melaksanakan tugasnya disekolah, ia menjalankan tugasnya selaku sosial kontrol. “Selain sebagai keamanan sekolah saya juga sebagai anggota LSM,” katanya.
Ketika ditanya terkait persoalan di SMKN 11 Bekasi, Immanuel tidak dapat menjelaskan. Dikatakannya bahwa, hal itu merupakan kewenangan kepala sekolah atau tata usaha (TU).
“Kepala sekolah tidak ada, beliau sedang ke Karawang, sementara wakil kepala sekolah atau TU tidak berada ditempat,” ungkapnya.
Terpisah Kepala Sub Bagian (Kasubag) Kepegawaian, Dinas Pendidikan Kota Bekasi, Yanti Mariawati menyayangkan kebijakan yang diambil pihak sekolah yang memprioritaskan membayar keamanan sekolah dibanding dengan honor guru disekolah yang sejak tiga bulan belum dibayar.
“Koq malah mentingkan membayar jasa keamanan dari pada memberikan honor para gurunya,” sesalnya.
Menurutnya, pihak sekolah biasanya membayar jasa keamanan melalui dana BOS. “Loh bukannya keamanan dibayar dari dana BOS juga. Kalau dia sewa dari yayasan tentunya pembayarannya sistem kontrak selama setahun dan itu tidaak dibenarkan,” ujarnya. (boy)
