Connect with us

Online Bekasi

SOSOK: Mengenal Puarman, Penggagas Komunitas Peduli Sungai Cileungsi-Cikeas

News

SOSOK: Mengenal Puarman, Penggagas Komunitas Peduli Sungai Cileungsi-Cikeas

Puarman, Penggagas Komunitas Peduli Sungai Cileungsi-Cikeas

Online Bekasi.com – Puarman, terkejut ketika mendapati banjir besar di Perumahannnya Vila Nusa Indah, Bojong Kulur, Bogor. Barang-barang rumahnya habis terbawa banjir akibat luapan Sungai Cileungsi di wilayahnya.

“Itu kejadian 2006, setelah itu saya melakukan pengamatan terhadap Sungai Cikeas, dan Cileungsi,” kata Puarman belum lama ini. Menurut dia, dua sungai tersebut sangat berpengaruh terhadap 24 perumahan yang ada di Kota Bekasi, dan sebagian di Bogor.

Jika air dari Sungai Cikeas, dan Cileungsi meluap, kemudian merembet ke pertemuan dua kali itu yang menjadi Sungai Bekasi, jumlah korban luar biasa banyak. Selain mengancam korban jiwa, karena air mendadak meluap, kerugian materi juga menjadi ancaman.

“Kerugian bisa diminimalisasi, asalkan ada informasi akan ada banjir yang akurat,” kata dia.

Rupanya, kata dia, ada informasi penting mengenai ancaman banjir empat jam sebelumnya. Hanya saja, informasi tersebut tak sampai ke masyarakat, dan hanya dikonsumsi oleh pihak tertentu saja.

Informasi itu berada di hulu Cikeas, dan Cileungsi di wilayah Bogor, Jawa Barat. Karena itu, Puarman terus menjalin komunikasi dengan petugas di dua lokasi tersebut untuk mendapatkan informasi mengenai tinggi muka air di kedua Sungai.

“Itu saya lakukan mulai dari 2006 hingga 2016,” kata Puarman yang kini menjabat sebagai penasihat KP2C.

Informasi dari hulu, kata dia, disebar melalui grop milis, BlackBerry Messanger. Hanya saja, informasi tersebut hanya terbatas untuk di wilayahnya di kawasan Vila Nusa Indah, Bogor. Walhasil, kerugian akibat banjir dapat diminimalisasi. “Sebelum air datang, warga kami sudah beres-beres,” kata dia.

Memasuki 2016, teknologi semakin berkembang seperti whatsapp, telegram, dan lainnya. Orang yang mencari informasi kepadanya cukup banyak, sehingga cukup kerepotan untuk melayaninya.

Maka dibentuklah sebuah organisasi bernama Komunitas Peduli Cikeas-Cileungsi (KP2C), bersama dengan empat tokoh dari wilayah di pertemuan Sungai Cikeas-Cileungsi. “Sekarang kami dijadikan rujukan informasi,” kata dia.

Tak hanya warga di sekitar bantaran Kali, namun juga lembaga pemerintah, seperti BPBD, Bendung Bekasi, PJT, BBWS CC, Kepolisian, TNI, Relawan, dan lainnya. “Kami punya member sampai 3000, di luar member bisa lebih dari 10000 orang yang memnfaatkan informasi dari kami,” kata dia.

Sampai saat ini, kata dia, organisasinya menjadi satu-satunya organisasi yang konsisten terhadap banjir. Sebab, meski di musim kemarau anggotanya tetap melaporkan tinggi muka air dan cuaca di wilayah hulu. Berbeda dengan lembaga pemerintah, yang memantau setiap musim hujan saja. “Terbukti selama musim kemarau, ada kiriman air yang cukup besar,” kata dia.

Bahkan, kini titik pantau dimundurkan dua jam dari awalnya empat jam. Titik itu berada di wilayah Sentul, Kabupaten Bogor. Pihaknya memberdayakan warga sekitar, yang diberikan insentif, serta uang pulsa untuk memantau air di bendungan yang tak dijaga petugas dari pemerintah.
“Di sana kami memasang alat pengukur tinggi muka air, telemetri,” ujarnya.

Ia mengatakan, normalnya petugas melaporkan setiap pukul 07.00 WIB dan 17.00 WIB. Namun, jika kondisi hujan, dan ada ancaman akan ada kiriman air, kondisi itu dilaporkan setiap sejam sekali, 30 menit sekali, 15 menit sekali, bahkan lima menit sekali. “Buka tutup bendungan Bekasi SOPnya pakai rujukan kami,” kata dia.

Puarman mengatakan, pihaknya mempunyai format baku laporan. Sehingga, jika ada informasi yang mengatasnamakan KP2C yang tidak akurat atau hoax bakal ketahuan. “Pernah ada anak ABG melaporkan dengan format salah, dalam laporan tercatat tinggi muka air 420 sentimeter, padahal hanya 120 sentimeter, kalau 420 sudah pasti meluap,” kata dia.

Untungnya penerima laporan tersebut segera mengkonfirmasi kepada petugas. Sehingga, informasi itu segera diluruskan. Adapula orang pemerintah melaporkan ke atasannya yang mengklaim bahwa laporan itu hasil pantauan di lapangan. “Ada pejabat datang, melaporkan kondisi di lapangan, padahal itu hasil laporan kami, cuma KP2Cnya dihilangkan,” kata dia.

Ia menegaskan, organisasinya tak berorientasi kepada provit, meskipun membutuhkan biaya untuk operasional. Ia mengatakan, untuk menutupinya pihaknya mendapatkan sumbangan dari member dan juga dana kas yang dikumpulkan oleh internal pengurus. (fiz/adi)

 

Nama      : Puarman
TTL          : Bukit Tinggi, 14 September 1968
Alamat    : Perumahan Bumi Mutiara Blok Ji. 1/17, Desa Bojongkulur, Kecamatan Gunung Putri, Kabupaten Bogor
Jabatan   : Penasehat KP2C/Pendiri KP2C

Klik untuk komentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

To Top