Connect with us

Online Bekasi

SOSOK: Mengenal John, Purnawirawan Letkol Sekarang Ojek Online

News

SOSOK: Mengenal John, Purnawirawan Letkol Sekarang Ojek Online

John Mandagi, Minggu (11/3/2018) (TRIBUN-TIMUR.COM)

Makassar, OB.com – Namanya, John Mandagi. Dia adalah seorang driver ojek online selama dua tahun terakhir. Jauh sebelum menjadi sopir Go-Jek, John adalah seorang perwira TNI, pangkat terakhirnya adalah Letnan Kolonel.

“Saya terakhir mengabdi di Hubdam (Perhubungan Kodam VII Wirabuana), tahun 1990-an,” ujarnya dikutip dari laman Tribun Timur pada Senin (12/3).

Ayah empat anak dan 4 cucu ini, memutuskan untuk menjadi driver ojek online karena untuk mengisi waktu tuanya, daripada beraktivitas bakar sampah di rumahnya. Menurut dia, bekerja lebih sehat. Karena itu pula, John membeli Honda Beat DD-4836-I. Sepeda motor itu dibeli secara dicicil.

Sejak pensiun akhir 1990-an silam, John memang lebih banyak menghabiskan waktu untuk keluarga serta ibadah. Namun, dua tahun terakhir mantan ajudan Pangkowilhan III Marsekal Pertama TNI Askari itu, punya aktivitas tambahan, ngojek online.

“Ini lebih sehat, dan banyak waktu bertemu dan bicara dengan orang setiap hari,” kata dia.

Putra bungsunya, Johan Mandagi, juga kerap memakai akun untuk antar jemput penumpang. Anak sulungnya, kini jadi muallim kapal berbendara asing di Jawa. Sedangkan putra keduanya, sejak awal 2000-an lalu menetap di Amsterdam, bekerja di sebuah agen perjalanan di sana.

Anak ketiga dan bungsu kini menemaninya di komplek perwira Ratatama, Jl Brigjen Pol Mappaouddang, Mamajang, selatan Makassar.

John mengisahkan, di akhir dekade 1980-an, kolonel J Mandagi, sempat dipercaya menjadi staf atase pertahanan di Kedutaan Besar RI di Stockholm, Kerajaan Swedia merangkap Latvia. Kolonel J Mandagi berkantor di kawasan Kungsbroplan 1, Stockholm, selama kurang lebih lima tahun.

Dia membawa istri dan empat anaknya ke negara ‘makmur’ di Eropa tengah itu. “Kami punya sedan Opel di sana, tapi karena biayanya bawa ke sini lebih mahal, akhirnya saya jual di Swedia,” ujarnya.

Setelah menceritakan pengalamannya jadi abdi negeri di Swedia, sang kolonel melafalkan beberapa kalimat dalam bahasa Jerman, bahasa populis di Swiss dan Latvia. (fiz)

Klik untuk komentar

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

To Top