Online Bekasi – Sejak diluncurkan dua bulan lalu, omset angkot AC di Kota Bekasi, Jawa Barat naik signifikan. Artinya, mayoritas pengguna angkutan umum menginginkan revolusi pelayanan angkutan.
“Sekarang bisa dapat Rp 600 ribu sehari, dulu dapat Rp 400 ribu aja susah,” kata pemilik angkot AC, Rosi kepada Online Bekasi, Senin (3/7).
Karena itu, kata dia, angkot AC bisa bersaing dengan angkutan online. Alasannya, tarif murah, dengan pelayanan sama seperti taksi online. Sedangkan, dari segi pendapatan meningkat ketimbang belum pakai AC.
Sebelum dipasang AC, kata Rossi, omset paling banyak Rp 350-400 ribu, nilai itu belum dipotong uang bahan bakar minyak Rp 150-200 ribu, bahkan untuk mencapai omset sebanyak itu, sopir harus kerja keras. Artinya, setiap hari sebelum pakai AC pendapatan bersih tak lebih dari Rp 200 ribu sehari.
“Sekarang pendapatan bersih bisa sampai Rp 400 ribu,” tutur Rosi.
Menurut dia, penumpang sangat antusias dengan kehadiran angkot AC. Banyak penumpang yang mengharapkan angkot berpendingin lebih banyak lagi. Sehingga, waktu tunggu lebih singkat.
“Penumpang banyak yang mencari kenyamanan daripada tarif,” kata dia.
Berdasarkan pengalaman di lapangan, kata dia, tarif jarak dekat Rp 3.000, namun penumpang membayar melebihinya; mulai dari Rp 1.000 hingga Rp 3000. Penumpang melebihi tarif yang ditetapkan karena merasa nyaman naik angkota berpendingin.
“Penumpang banyak yang nanya, kenapa kok enggak dari dulu,” kata Rossi. (fiz)