Onlinebekasi.com – Keberadaan Kartu Sehat berbasis Nomor Induk Kependudukan (KS-NIK) di Kota Bekasi banyak menarik perhatian masyarakat di luar wilayah tersebut. Walhasil, banyak warga di luar Kota Bekasi seperti Jakarta, Bogor, dan Kabupaten Bekasi berbondong-bondong pindah domilisi untuk mendapatkan layanan kesehatan gratis di Kota Bekasi, bahkan rela menggunakan jasa calo.
Kepala Bagian Humas Setda Kota Bekasi, Sayekti Rubiah mengatakan, para calo beraksi dengan mengiming-imingi orang yang sakit agar menggunakan jaminan kesehatan milik Pemerintah Kota Bekasi berupa Kartu Sehat. Syaratnya, orang sakit itu harus pindah domisili, meskipun hanya sebatas administrasi kependudukan.
“Baru-baru ini ditemukan warga Kabupaten Bekasi berniat pindah kartu keluarga ketika sedang sakit,” kata Sayekti, Minggu (30/9).
Selain warga Kabupaten Bekasi, kata dia, ada warga dengan administrasi kependudukan tercatat sebagai warga Kabupaten Tegal, Jawa Tengah yang sedang dirawat di Rumah Sakit Hermina ditawari oleh calo untuk mendapatkan Kartu Sehat milik Pemerintah Kota Bekasi. Caranya harus pindah domisili.
“Ini tentu menyalahi aturan, kami mengimbau agar masyarakat tidak tergiur oleh praktik-praktik percaloan,” ujar Sayekti.
Karena perpindahan status domisili ke Kota Bekasi, kata dia, tidak secara langsung mendapatkan Kartu Sehat dari pemerintah setempat. Soalnya, data yang masuk akan diverifikasi terlebih dahulu.
Lagi pula, kata dia, saat ini pencetakan Kartu Sehat hanya khusus yang darurat. Sebab, pemerintah telah mencetak sekitar 600.000 ribu lebih keping. Karena itu, pihaknya mengimbau warga yang belum memiliki Kartu Sehat yang ingin berobat cukup menggunakan KTP dan KK Kota Bekasi untuk dilayani di RSUD.
“Bagi oknum yang tertangkap tangan memanipulasi data untuk mendapatkan KS akan dilaporkan ke polisi,” kata Sayekti. (fiz)
