Onlinebekasi.com – Pemerintah Kota Bekasi, Jawa Barat, mengubah sistem penggunaan Kartu Sehat berbasis Nomor Induk Kependudukan (KS-NIK) di wilayah setempat. Hal ini dilakukan untuk meningkatkan mutu pelayanan kesehatan, serta lebih efektif dan efisien.
“Program Kartu Sehat mulai 1 November 2018 ini mengalami perubahan dalam tahapan proses pengobatannya,” kata Pelaksana Tugas Kepala Dinas Kesehatan Kota Bekasi, Tanti Rohilawati, Jumat (2/11).
Menurut dia, pengguna Kartu Sehat sekarang harus melakukan pengobatan awal di Puskesmas terdekat, kemudian apabila diperlukan penanganan khusus maka dapat di rujuk ke Rumah Sakit Umum Daerah Kota Bekasi atau rumah sakit swasta yang ditunjuk.
“Ini merupakan hasil evaluasi pelayanan Karu Sehat Kota Bekasi selama ini,” katanya.
Sebelumnya, kata dia, banyak pengguna KS tidak effisien dalam pengunaannya. Semisal hanya sakit influenza, batuk maupun diare warga langsung ke rumah sakit swasta yang mereka inginkan. Walau pun sebenarnya penyakit ini bisa ditangani di tingkat Puskesmas.
“Secara garis besar Kartu Sehat berbasis NIK ini tidak mengalami perubahan, hanya penanganan identifikasi penyakiti ringan di tangani di Puskesmas,” katanya.
Namun, apabila pasien tersebut dalam kondisi kritis tetap bisa langsung dibawa ke IGD atau ICU di rumah sakit manapun yang bekerjasama dengan Pemerintah Kota Bekasi.
Menurut dia, sosialisasi efektifitas dan efisiensi pengguanaan KS ini telah di lakukan langsung oleh Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi. Rujukannya dilakukan berjenjang, agar pasien tidak langsung berbondong-bondong ke rumah sakit swasta. Tapi ke puskesmas atau ke RSUD terlebih dahulu.
“Kecuali dalam keadaan gawat darurat, pasien pemegang KS dapat langsung dibawa ke rumah sakit mana saja di Kota Bekasi,” kata Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi. (fiz)
